why don't we..

 Tuesday, June 03, 2008

Ebony And Ivory Live Together In Perfect Harmony
Side By Side On My Piano Keyboard, Oh Lord, Why Don't We?

We All Know That People Are The Same Where Ever You Go
There Is Good And Bad In Ev'ryone,
We Learn To Live, We Learn To Give Each Other
What We Need To Survive Together Alive.

Ebony And Ivory Live Together In Perfect Harmony
Side By Side On My Piano Keyboard, Oh Lord Why Don't We?
Ebony, Ivory Living In Perfect Harmony
Ebony, Ivory, Ooh

Read more...

Ketika Tendangan Maut dan Bogem Mentah FPI Membabi Buta..

 Sunday, June 01, 2008

Lagi-lagi kekerasan…

Tak ada yang lebih memprihatinkan dari sebuah aksi penyerangan yang sarat dengan kekerasan dilakukan oleh sebuah ormas yang mengatasnamakan Islam. Sungguh sungguh memprihatinkan menyaksikan bagaimana para anggota Front Pembela Islam melancarkan kekerasan terhadap para anggota Aliansi Kebebasan Beragama. Islam sebagai agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian, toleransi, dan perbedaan, digunakan sebagai penjustifikasian terhadap aksi brutalisme menyerang pihak yang tidak sepaham.

Bukankah Al-Quran menyerukan untuk tidak memaksa orang dalam urusan agama dan bahkan lebih mengutamakan sikap hormat dalam kehidupan beragama:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Q.S. 49:13

Seterdesak apakah gerangan para anggota FPI sehingga harus melakukan penyerangan yang sarat dengan kekerasan dan brutal seperti itu? Sungguh saya tidak menemukan alasan yang masuk akal di balik penyerangan brutal itu.

Muhammad sebagai Nabi junjungan umat Muslim di seluruh jagat raya tak pernah memberi ‘teladan’ seperti itu. Berkenaan dengan pluralisme, Nabi bersikap dengan suatu penghormatan kepada sesama seperti yang diperintahkan Tuhan. Sikap penghormatan itu didasarkan pada hubungan saling mengenal yang bersifat egaliter, hubungan yang bersifat horizontal dan setara. Hanya Tuhan yang mengetahui apa yang tersimpan di hati seseorang dan seberapa dalam kesalehan seseorang. (Tariq Ramadan)

Seperti halnya dengan tradisi spiritual dan keagamaan, seruan untuk bertemu, berbagi, dan hidup bersama harus selalu didasarkan pada tiga persyaratan berikut: berusaha mengenal satu sama lain, tetap bersikap tulus dan jujur selama bertemu dan berdebat, dan akhirnya, berusaha rendah hati menyangkut klaim kebenaran masing-masing. Itulah ajaran Nabi dalam berhubungan dengan orang-orang beriman dari agama lain. Ada pun argumentasi yang diketengahkan Nabi dilandasi oleh pengetahuan, ketulusan, dan kerendah hatian, yang menjadi tiga syarat penghormatan. (Tariq Ramadan)

Begitulah suasana co-exist tercipta di zaman Rasul. Perbedaan bukan dihadapi dengan aksi-aksi menyerang secara brutal dan tidak manusiawi.

Sungguh teramat memprihatinkan aksi kekerasan dan brutal semacam itu dilakukan atas nama Islam! Allah SWT tidak memerlukan “pembelaan” brutal seperti itu!

Read more...