Dinar Irak bakal melambung?

 Sunday, December 02, 2007

Belum lama ini ada rumor menyebutkan nilai dinar bakal melambung. Tak pelak, orang-orang yang doyan berinvestasi pada mata uang asing tergiur untuk ramai-ramai memborong mata uang Irak ini.

Slow down.. jangan buru-buru lah!!! This is absolutely such a big speculation. Koq bisa sih begitu saja yakin??!!! Coba lihat situasi dan kondisi Iraq sekarang ini? Bisa dibilang Iraq kini sedang di ambang “kehancuran”!! Situasi politik yang kacau balau, bom bertebaran di sana-sini, bagaimana mungkin situasi ekonominya bisa stabil?? Meskipun ada banyak tambang minyak di sana, tapi kalo system politik, pertahanan dan keamanannya kacau balau, teuteup aja ngga bisa menjamin!

Well, ok deh saya bukan ahli Ekonomi, tapi at least harus tau dong bahwa situasi politik, pertahanan dan keamanan suatu Negara sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi Negara tersebut, begitu juga terhadap nilai mata uangnya!

Kebetulan dalam kolom konsultasi Perencanaan Keuangan Keluarga yang diasuh Ahmad Gozali dari Biro Keuangan Safir Senduk di H.U. Republika, minggu ini, issue tersebut dibahas. Saya kutipkan di sini, semoga bermanfaat..

Pertanyaan:
1. Menurut Mas Gozali, apakah dinar Iraq akan betul-betul bisa mencapai 1 dinar Iraq = 1 dollar AS pada waktu mendatang, dengan melihat kondisi Iraq saat ini yang sedang dalam kondisi tidak menentu, namun potensi ekonomi dari minyak sangat besar.

2. Saya sebetulnya tertarik untuk membeli dinar. Bayangkan, andaikan 1 dinar Iraq bisa mencapai 1 dolar AS, betapa besar keuntungan yang akan diperoleh. Menurut Mas Gozali sendiri bagaimana?

Jawaban:
Memang betul, saat ini ada beberapa pihak yang gencar memasarkan penjualan mata uang dinar Iraq. Yang dimaksud dengan dinar Iraq ini adalah mata uang baru Negara Iraq sebagai pengganti mata uang dinar lama buatan pemerintahan Saddam Husein. Mata uang ini masih belum dipasarkan secara resmi di perdagangan mata uang internasional.

Saat ini pun nilainya masih sangat rendah, namun diklaim akan punya nilai yang sangat tinggi nantinya. Karena Negara Iraq sebetulnya punya potensi yang luar biasa dari hasil minyak bumi. Prediksi dari para penjual dinar Iraq itu adalah nilainya bisa melambung luar biasa naik ketika pemerintahan Iraq sudah stabil dan Iraq bisa mengekspor minyaknya ke luar negeri.

Begitulah yang disampaikan oleh para penjual dinar Iraq untuk menggaet calon konsumen yang akan membelinya. Namun, perlu saya pertegas bahwa nilai mata uang suatu negara bukan hanya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, tapi juga kondisi politiknya. Mungkin secara ekonomi, Iraq bisa kembali menjadi Negara kaya karena sumber minyaknya yang besar. Namun, secara politik, sumber minyak itu akan percuma saja jika negaranya masih dalam kondisi terjajah seperti sekarang ini.

Sehingga investasi ini tidak saya rekomendasikan, karena sangat besar unsur spekulasinya. Karena bisa saja pemerintah penjajah saat ini mengganti mata uangnya dengan mata uang lain, atau mungkin saja pemerintahan Iraq yang baru membuat mata uang baru lagi. Dan karena mata uang ini belum dijual secara resmi dalam perdagangan mata uang internasional, maka dapat dipastikan mata uang ini adalah ‘selundupan’ dan tidak ada yang bisa menjamin keasliannya.

Pada kenyataannya pun, yang sekarang ini banyak menjual mata uang dinar Iraq adalah para pedagang yang membeli murah, melempar isu agar harganya naik, lalu menjualnya lagi kepada orang lain. Mereka sendiri tidak berani menunggu lama sampai mata uang tersebut benar-benar tinggi nilainya setelah nanti resmi diperdagangkan.

Read more...

Is printed media so old fashioned??

 Monday, July 02, 2007

Kehidupan di tengah pesatnya laju teknologi informasi, diakui atau tidak, membuat keberadaan media cetak cukup kelimpungan. Mampukah bisnis media yang satu ini bertahan melawan gencarnya kemajuan teknologi informasi (TI)?

Kini kita makin dimanjakan oleh kemajuan TI. Setiap saat bisa mengakses info teraktual setiap saat lewat televisi dan internet, bahkan lewat telepon selular yg sering ada dlm genggaman tangan. Beragam informasi dari yang usang hingga ter-up date begitu mudah didapat. Penasaran atau sekedar iseng kepengen tahu soal gosip selebritis, bisa ditonton dari subuh hingga malam lewat tayangan infotainment di setiap stasiun tv atau disimak lewat hp.

Juminten dari Gombong atau Esih dari kampung Naga pedalaman Tasik Malaya sana tahu siapa suami terbaru Titi Di Je, atau kisruh apa yang kini menimpa keluarga Cendana. Bahkan mereka juga sudah bisa melafalkan lagu berbahasa Inggris "Let's Dance Together" yang jadi soundtrack sinetron yang diperankan Cinta, artis remaja peranakan Indo-Jerman yang lagi naik daun itu.

Itulah kehebatan teknologi informasi, dari ujung Papua hingga Aceh sono bisa kebagian informasi yang beragam. Jika saat kecil dulu kita hanya tahu tokoh Unyil dari TVRI, kini ada beragam tokoh anak bertebaran di setiap stasiun tv, ada Elmo Sesame Street, Samurai X, si Barnie, Spongebob, Dora, Mono kurobo, dan lain-lain.. Atau, jika dulu kita hanya tahu kegiatan formal seorang tokoh politik, kini bisa meneropong kehidupan personalnya, bahkan skandalnya sekalipun.

Tak perlu nunggu koran atau majalah terbit esok hari, atau sekedar lari dulu ke kios depan buat beli koran.. nongkrong saja di depan layar tv atau komputer atau sekedar ngeklik menu HP yang ada di genggaman, maka info teraktual dari yang make sense hingga absurd dan terheboh sekali pun bisa cepat didapat. Orang yang malas membaca, bahkan yang buta huruf sekalipun takkan ketinggalan informasi..

Menarik bukan? Kita amat dimanjakan oleh ragam informasi dan hiburan setiap menit, bahkan detik! Tapi… bisa jadi getir!! Kenapa??
Kita termasuk bangsa yang tingkat melek huruf-nya rendah, masyarakatnya banyak yang tak gemar membaca. Pastinya nonton tayangan yang lebih meriah dengan visualisasi yang lebih nyata akan jadi pilihan yang mengasyikan ketimbang baca media cetak!

So,
is printed media so old fashion??!!

Read more...

Lahan Empuk Pebisnis

 Tuesday, June 12, 2007

Oprah's Favorite Things merupakan salah satu episode "The Oprah Winprey Show" yang sempat bikin publik di Amrik sono bahkan penonton di segala penjuru dunia terperangah! Siapa yang tak terperangah tatkala sang pemandu acara menghadiahi masing-masing penonton di studio yang berjumlah 276 itu dengan sebuah mobil Pontiac G6s!!

Siapa sih yang tak kenal Oprah Winprey, wanita kulit hitam yang amat sukses dengan program talkshownya itu!! Lewat program itu, Oprah memang sering kali bagi-bagi hadiah. Selain para penonton yang dihadiahi mobil mewah itu tadi, Oprah juga pernah menghadiahi guru-guru di Amerika yang juga khusus diundang Oprah ke studionya dengan bejibun hadiah mewah; flat TV, mesin pengering baju yang canggih, baju-baju dan kosmetik bermerk, berlibur di salah satu Spa termewah di Amerika, dan banyak lagi!! Semua diberikan Oprah secara cuma-cuma!!

Itulah salah satu acara spektakuler “The Oprah Winprey Show” yang diberi judul Oprah’s Favorite Things! Bisa dibayangkan bagaimana antusiasme para penonton tersebut saat dihadiahi bejibun kado mahal. Begitu pun para penonton di luar studio termasuk saya ikut terpana melihat episode spektakuler garapan Oprah dan cs-nya itu. Si Oprah ini bener-bener kayak Santa ya, hobi betul bagi-bagi hadiah.

Kemurahan hati Oprah memang sudah sejak lama diketahui publik di samping kecerdasannya, dan saya yakin itu bukan imitasi, melainkan datang dari lubuk hati terdalamnya.. Mungkin itu juga salah satu sebabnya mengapa program talk show yang diasuhnya itu jadi acara terlaris hampir di seluruh dunia dan… tentu saja menuai sukses!!

Eits tapi tunggu dulu.. apa betul hadiah itu memang "cuma-cuma"??!! Siapa yang sebetulnya diuntungkan oleh acara itu, para penonton yang ketiban "durian runtuh", Oprah sekaligus program talk-shownya, atau sponsor??!! Tentu semua dapat untung, dan yang jelas sejak episode itu ditayangkan penjualan Pontiac melonjak amat drastis!!!

Begitulah perputaran uang di dunia bisnis entertainment begitu cepat meraup untung. Kredibilitas seseorang bisa jadi lahan empuk untuk mendulang rejeki, bahkan seorang artis 'kacangan' yang kebetulan melejit gara-gara kasus perselingkuhan panasnya yang bikin heboh pun bisa jadi "lahan" empuk!! Konon dengan modal hanya sekian juta rupiah, bisnis entertainment lewat acara infotainment bisa meraup untung miliaran rupiah bahkan bisa lebih lewat pemasukan iklan!!

Siapa "pembelinya"??!! Kita… Kitalah khalayak sekaligus konsumen yang jadi sasaran utama para pebisnis dalam meraup keuntungan yang bisa mencapai angka fantastis!! Para pebisnis tak peduli apakah kita akan jadi korban mode, pembantu rumah tangga menghabiskan 3 bulan gajinya untuk beli hp yang lebih canggih dari hp majikannya, pegawai kantoran bergaji 2 juta mengajukan kepemilikan kartu kredit lebih dari 5 lalu masuk bu'i karena tak mampu bayar tunggakan!! Bisnis adalah bisnis.. dan para pebisnis itu kebanyakan memang tak mau peduli, wong keuntungan fantastis yang mereka tuai!!

Read more...

Cinta..

 Sunday, May 27, 2007


"Love does not consist in gazing at each other, but in looking outward together in the same directions." Begitu Antoine de Saint-Exupery, Sastrawan Perancis menyimpulkan cinta.

Ada juga orang Perancis yang bilang, "L'amour n'est pas parce que mais malgre." Cinta itu bukan "karena", tapi "walaupun". Jadi kalau kita masih mempertanyakan untuk apa kita mencintai seseorang, artinya kita masih pada tahap pare que, tahap "karena". Kita belum sampai pada tahap "walaupun". Kata orang bijak, seseorang belum dapat dikatakan mencintai bila ia masih suka memperhitungkan atau mempertanyakan yang dicintainya.

Ada lagi menurut Goethe, katanya cinta itu punya kekuatan yang mampu merubah seseorang, "we are shaped and fashioned by what we love".

Lain lagi menurut kajian National Geographic yang pernah pula menggarap persoalan cinta. Kajian tsb menyebutkan bahwa cinta adalah sebuah reaksi kimia-biologi yang terjadi dalam tubuh yang tak ada kaitannya dengan masalah psikis.. Hati yang berbunga-bunga saat jatuh cinta adalah sebuah proses kimia yang terjadi dalam tubuh kita tatkala hormon dopamin dan serotonin diproduksi tubuh dengan kadar tinggi.. Jadi tatkala kedua senyawa kimia tsb tak lagi berkadar tinggi, kita takkan lagi merasakan sensasi cinta yang mendebarkan itu.

Lebih lanjut, sebuah penelitian menemukan bahwa sejenis tikus padang rumput mempunyai pola hubungan seks yang monogamy dan abadi. Mereka kawin dengan satu pasangan saja sepanjang hidup. Usut punya usut, ternyata tikus tsb mempunyai kadar senyawa oksitosin yang tinggi. Senyawa oksitosin ini lah yang menimbulkan perasaan keterikatan. Dan, tatkala si peneliti menghambat produksi oksitosin dalam tubuh tikus, si tikus pun bercerai dan berkelana.

Setiap orang bisa jadi punya definisi berbeda soal cinta, meski sensasinya pastilah sama-sama mendebarkan tatkala chemistry itu muncul, tapi.. kita keliru jika berharap cinta akan otomatis langgeng. Tanah suci sekali pun tak serta merta menjamin keutuhan cinta jika kita tak 'menggarap'nya dengan semestinya.. Kesakralan tanah suci mestinya bisa jadi tali yang kokoh jika saja kita menyadari cinta itu tak sekedar urusan perasaan, tapi juga butuh kesadaran, akal sehat, serta perlu terus belajar dan berlatih.

Simak komentar Sara Paddison dalam "HeartMath Discovery Program": Love is not automatic, it takes conscious practice and awareness, just like playing the piano or golf. However, you have ample opportunities to practice. Everyone you meet can be your practice session.

Well, practice makes perfect since it came to love..

GOOD LUCK, every one!

Read more...

Famale Modesty vs Male Chauvinist

 Thursday, May 03, 2007

Majalah Cosmo edisi Desember 2001 pernah memuat artikel keluarga berjudul "Bahagia = Pasrah Total pada Suami". Artikel tsb banyak mengupas bukunya Laura Doyle, "The Surrendered Wife". Doyle adalah seorang pengamat pernikahan paling kontroversial di Amerika yang membersitkan ide tentang pasrah total kepada suami. Hmm.. mungkin ini terdengar ekstrem karena konon si Laura ini dulunya seorang feminist dan mantan "wanita galak"..

Koq bisa??

Menurut Laura, "Menyerah adalah jalan untuk menemukan keintiman, gairah, dan kedamaian dengan pria." Istilah menyerah baginya termasuk menyerahkan seluruh kendali keuangan pada suami. Tak peduli sekalipun suami payah dalam soal pengelolaan keuangan. Kepasrahan juga berarti anda tak boleh membantahnya. Selalu setuju pada semua pendapat suami, sampai ke hal terbodoh sekalipun. Anda juga berkewajiban melayaninya bercinta paling sedikit seminggu sekali, atau kapan saja suami anda menginginkannya, tidak ada istilah tidak mau.

Nah, yang seperti itu mungkin type wanita yang didambakan Ahmad Dhani.. :)

Anyway, majalah Time bahkan menyebutkan bahwa ajaran Laura ini berhasil mengubah kehidupan perkawinan banyak wanita Amerika. Salah seorang wanita tsb mengaku dulunya sangat berkuasa atas suaminya, bahkan untuk urusan kaos kaki yang akan dipakai suami ke kantor! Sudah tentu lah perilaku sang istri ini menimbulkan problem dalam rumah tangganya. Tapi semenjak mengikuti saran si Laura itu, kehidupan rumah tangganya jadi lebih bahagia.

Laura sendiri juga sebetulnya termasuk tipe wanita yang sangat ambisius dan suka memerintah. Baginya, punya suami pasif sama saja dengan "sleeping with the enemy". Bertahun-tahun ia merasa seperti berada di neraka karena tak bisa saling menyesuaikan diri. Menurut psikiater, masalahnya adalah kritik yang membabi buta yang dilontarkan Laura pada suaminya itulah yang jadi masalahnya. Suatu saat ketika sedang kencan makan malam dengan suaminya itu, Laura harus menahan diri untuk tidak mengumbar kritikan dan mendiktenya. Akibatnya, karena tak tahan mengendalikan kebiasaan buruknya itu, Laura malah "meledakkan" amarahnya itu pada waitress yang melayaninya. Meski ia mengaku gagal mengendalikan emosinya saat itu. Pengalaman itu memberikan pelajaran baginya untuk tutup mulut, dan menginspirasinya untuk menahan diri terhadap suami.

Well, ungkapan male chauvinist pig rupanya perlu diralat lagi.. Sifat modesty tak lagi perlu dikebiri, dan.. feminist tulen tak perlu lagi menendang lutut pria yang ingin bersikap gentleman.. hehe..

Read more...

Sekularisasi dalam Pemahamanku

 Friday, April 13, 2007

“Science can purify religion from error and superstition; religion can purify science from idolatry and false absolutes. Each can draw the other into a wider world, a world in which both can flourish… We need each other to be what we must be, what we are called to be.”
-Paus John Paul II-

Saya termasuk yang seringkali tergoda menyamakan sekuler dengan nilai-nilai hedonis yang acap kali diidentikkan dengan dunia Barat. Salah seorang kawan menyikapi dengan kritis pandangan saya itu. Dia menyebutkan bahwa Amerika yang notabene Barat justru amat mengedepankan prinsip ketuhanan sebagai asas kapitalistis mereka seperti tersurat dalam lembaran mata uangnya "In God We Trust". Amerika Serikat sangatlah agamis dan normatif, begitu komentarnya seraya menyebutkan contoh lainnya seperti motivasi-motivasi penyebaran agama dalam sejarah kolonialisme Barat sejak dulu adalah gold, glory, dan gospel.

Namun, masih menurut kawan saya, untuk konteks pengembangan ilmu dan teknologi, peradaban Barat memang sekuler. Peradaban Barat tak menabukan penggunaan logika-logika ilmiah yang terbuka terhadap penjelasan-penjelasan non-Illahiah. Institusi ilmu pengetahuan bisa berkembang dengan pesat karena didasari pada logika-logika ilmiah.

Hhmmm…memperbincangkan soal “sekuler” ini rasanya akan lebih afdol jika dikaitkan dengan wacana sekularisasi ala almarhum Cak Nur (Nurcholish Madjid).. Dalam buku "Islam Kemodernan dan Ke-Indonesiaan" yang ditulisnya, Cak Nur menggaris bawahi perbedaan antara sekularisme dan sekularisasi.

Sekularisme adalah suatu paham yang dimulai dengan formula: "Berikan kepada kaisar apa yang menjadi kepunyaan kaisar (urusan duniawi), dan berikan kepada Tuhan apa yang menjadi kepunyaan Tuhan (urusan ukhrawi)". Dengan perkataan lain, sekularisme adalah suatu paham yang mengatakan bahwa Tuhan tidak berhak mengurusi masalah-masalah duniawi. Masalah-masalah duniawi harus diurusi dengan cara-cara lain yang tidak datang dari Tuhan. Jadi sekularisme adalah paham tidak-ber-Tuhan dalam kehidupan duniawi manusia. Sekularisme membentuk filsafat tersendiri dan pandangan dunia baru yang berbeda, atau bertentangan dengan hampir seluruh agama di dunia ini. Sekularisme bertentangan dengan agama, karena agama meyakini adanya hari kemudian (akhirat).

Jika dikaitkan dengan sekularisme ala Cak Nur tsb. saya tak terlalu menyalahkan orang yang dianggap keliru menyamakan "sekuler" dengan nilai-nilai hedonis.. toh, kehidupan hedonis memang banyak bertentangan dengan nilai-nilai agama.. Bukankah sudah menjadi rahasia umum bahwa di Barat sana, orang sudah biasa melakukan seks pra nikah, gonta-ganti pasangan seks, mabuk, wild party, foya-foya dan sebagainya.. bukankah tak satu pun agama yang mengijinkan hal-hal tsb?
Dari sanalah orang tergoda menyamakan nilai-nilai hedonis dengan "sekuler" yang maksudnya berpaham sekularisme.. "Katanya percaya Tuhan dan beragama tapi koq nyeleneh??" Dan jadilah cap "sekuler" melekat pada mereka. Pun, saya tak terlalu menyalahkan orang yang menyimpulkan pandangan tsb. keliru, karena tak bisa dipungkiri kenyataannya sering juga kita temui nilai-nilai kemanusiaan yang lebih tinggi banyak dipraktekkan mereka yang di Barat sana ketimbang (bahkan) di negara-negara Muslim.

Penuh kontradiksi memang.. Sekarang coba cermati sekularisasi yang disimpulkan Cak Nur.. Sekularisasi adalah proses penduniawian. Dalam proses itu terjadi pemberian perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya kepada kehidupan duniawi ini. Dalam lebih memperhatikan kehidupan duniawi itu, telah tercakup pula sikap yg objektif dalam menelaah hukum-hukum yg menguasainya, dan mengadakan penyimpulan-penyimpulan yg jujur. Pengetahuan mutlak diperlukan, guna memperoleh ketepatan setinggi-tingginya dalam memecahkan masalah-masalahnya. Di sinilah letak peranan Ilmu Pengetahuan.

Sekularisasi tanpa sekularisme adalah sekularisasi terbatas dan dengan koreksi. Pembatasan dan koreksi itu diberikan oleh kepercayaan akan Hari Kemudian dan prinsip Ketuhanan. Sekularisasi dalam bentuknya yang demikian selalu menjadi keharusan bagi setiap umat beragama, khususnya umat Islam. Perlu memberikan perhatian yang wajar kepada aspek duniawi kehidupan ini.

Lewat buku biografi Amien Rais yang ditulis Zaim Uchrowi, saya (kurang lebih) mengetahui sejarah Cak Nur membersitkan ide sekularisasi agama yang menjadikannya sosok kontroversial di kalangan Muslim konvensional. Ketika itu, masyarakat Indonesia gampang mensakralkan segala hal; banyak tradisi dan kebiasaan keagamaan dianggap sebagai hal yang suci, tak boleh diganggu gugat. Tafsir serta petikan ayat Al-Qur'an dan Hadist dijadikan seperti Tuhan, dianggap sebagai kebenaran mutlak. Mereka hampir tak dapat menangkap yang tersirat. Mereka hanya mengambil apa yang tersurat atau kasarnya menggunakan "kaca mata kuda" . Kyai atau tokoh agama sering dianggap wakil Tuhan. Di sanalah Cak Nur merasa perlu 'membenahi' cara masyarakat kita memahami Islam.. Dan muncullah wacana sekularisasi agama itu..

Sepertinya kalau harus semua ditulis di sini akan kepanjangan, jadi untuk keterangan lebih lengkap silahkan baca buku Cak Nur "Islam kemodernan dan keIndonesiaan", hal 218. Intinya sekularisasi itu mengajak untuk membedakan mana yang benar-benar sakral dan yang profan.

Saya kira ide "sekularisasi" Cak Nur itu akan jadi amat menarik dan makin bermakna jika digabungkan dengan pendapat Dr. Ali Syariati (sosiolog Muslim) mengenai makna "hijrah".. Syariati menyimpulkan bahwa dunia dalam pandangan masyarakat tertutup – adalah sangkar pribadi yang amat kecil dan rigid, dan tidak ada sesuatu apa pun di balik batas yang demikian sempit – dan sedikit jauh dari kampung halamannya – itu kecuali ketiadaan, kekaburan atau kegelapan total. Masyarakat adalah ungkapan tentang sekumpulan interaksi, tradisi-tradisi, hak-hak pribadi yang kekal dan abadi, dan agama pun merupakan ungkapan dari himpunan kepercayaan dari ritus-ritus yang tidak pernah berubah, bahkan merupakan wahyu yang mesti ditaati tanpa banyak bicara, deterministik, dan jauh dari jangkauan pemahaman dan rasio, khususnya dalam pikiran dan jiwa komunitas orang-orang yang memeluknya pada tingkat yang sama (masyarakat rigid yang tertutup). Dengan kata lain ia merupakan sejenis tindakan naluriah yang buta. Seperti yang diistilahkan Durkheim bahwa agama adalah "Ungkapan lokal dari jiwa masyarakat yang kemudian disakralkan."

Islam tidaklah demikian. Islam sebagaimana yang tertera dalam Al-Qur'an dan Hadist jelas-jelas menggaris bawahi perlunya "hijrah". Hijrah (saya kira sekularisasi yang dimaksud Cak Nur termasuk di dalamnya) yang secara jelas disebut Syariati sebagai faktor tercapainya kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang yang tertindas dan merupakan sebab bagi diperolehnya kenikmatan yang lebih besar dalam kehidupan di dunia.


Syariati mengambil Q.S 4: 97-100 sebagai bahan rujukan penting dalam kaitannya dengan "Hijrah" tsb. Ayat ini merupakan himbauan kepada semua anak manusia yang berada dalam penindasan, tunduk di bawah kekuasaan yang zalim dan bobrok, serta memadamkan nyala jiwa mereka. Mereka tidak bisa bangkit karena keterikatan mereka dengan tradisi-tradisi sosial dan keterbelengguan mereka dengan pandangan politik yang sempit dan jiwa yang kerdil:

"Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "dalam keaadan bagaimana kamu ini?" Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di dunia." Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?" Orang-orang itu tempatnya di jahanam, jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki maupun perempuan dan anak-anak, yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah). Mereka itu mudah-mudahan Allah memaafkannya. Dan Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rizki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dan dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai di tempat yang dituju). Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S 4 : 97-100)

Saya kira seandainya masyarakat Muslim mau melepaskan rantai kejumudan dengan jalan sekularisasi, insya Allah, Islam akan berperan lebih relevan menangani permasalahan sosial, budaya, moral, ekonomi, dan bahkan politik! And no more any corruption, violence and terrorisms!!

"Antum A'alamu biumuri dunyakum" (You know better than me about your worldly affairs)
- Nabi Saw-

More over about Ali Syariati (dikutip dari buku “HAJI”) --> Dr. Ali Syariati meninggal thn 1977 di tempat pengasingannya di Inggris. Beliau bukanlah seorang fanatik yang tanpa alasan menentang setiap hal yang baru; begitu pula ia bukanlah seorang intelektual yang kebarat-baratan, yang tanpa pertimbangan meniru Barat. Beliau adalah seorang Muhajir Muslim yang bangkit dari lubuk terdalam mistisisme Timur, berhasil mencapai puncak sains-sains sosial Barat (Ia melanjutkan studynya di Perancis dengan memperoleh beasiswa, sampai akhirnya meraih gelar Doktor di bidang Sosiologi) namun tidak tenggelam di dalam sains-sains tersebut, dan kemudian kembali kepada kita untuk membawakan permata-permata yang telah diperolehnya di alam perjalanan fantastis tsb.

Semasa hidupnya ia terus menerus berusaha untuk menciptakan nilai-nilai humanitarian di dalam diri generasi muda. Mereka inilah generasi yang nilai-nilainya telah menjadi kotor karena metoda-metoda ilmiah dan teknis. Dengan penuh semangat ia berusaha untuk memperkenalkan kembali Al-Qur’an dan sejarah Islam kepada para pemuda agar mereka dapat menemukan diri mereka yang sesungguhnya di dalam keseluruhan dimensi-dimensi kemanusiaan dan memerangi kekuatan-kekuatan sosial yang telah mengalami dekadensi.

Read more...