Hijab Tidak Identik dengan Akhlak yang Baik, apalagi Keimanan
Saturday, December 08, 2012
Hijab seringkali jadi polemik di kalangan umat Muslim sendiri.Tidak sedikit dari mereka yang mengidentikan hijab dengan tingkat keimanan seseorang (perempuan). Pandangan ini menurut saya tidak tepat. Bagi saya, keimanan seseorang tidak identik dengan berhijab atau tidak. Keimanan seseorang hanya Allah SWT lah yang berhak memberikan penilaian.
Kemudian, permasalahan hijab lainnya adalah tentang kontroversi wajib tidaknya perempuan Muslim berhijab. Sejauh yang saya tahu, di Al-Qur’an memang secara jelas menganjurkan para perempuan untuk mengenakan pakaian yang menutupi aurat, seperti yang tercantum dalam ayat Al-Ahzab : 33, “Hai Nabi, katakanlah pada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu,dan isteri-isteri orang mukmin: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu… “.
Mengenai urusan hukumnya apakah berhijab itu wajib atau tidak, saya tidak memiliki wawasan yang memadai untuk menjawab hal ini.Tapi berkaitan dengan pengalaman berhijab sendiri, saya pribadi merasakan lebih nyaman berhijab ketimbang tidak berhijab jika keluar rumah atau bertemu lawan jenis yang bukan mahram.
Mungkin setiap perempuan yang berhijab memiliki pengalaman dan kesan yang berbeda-beda tentang urusan berhijabnya. Namun, yang akan saya bahas di sini adalah tentang pandangan yang menyimpulkan bahwa mereka yang berhijab, akhlaknya atau keimanannya pasti lebih baik dari mereka yang tidak berhijab. Menurut saya pandangan tersebut terlalu menyederhanakan masalah. Saya tidak memungkiri banyak mereka yang berhijab berakhlak baik; memiliki karakter dan kepribadian yang baik, tidak merugikan orang lain dan berguna bagi sesama umat manusia, bahkan alam dan sekitarnya (kalau urusan iman, biarlah Allah SWT semata yang berhak menilai). Begitu pun mereka yang tidak berhijab, cukup banyak juga saya temui di kalangan ini yang berakhlak baik seperti itu.
Sementara yang karakternya kurang menyenangkan dan bahkan merugikan orang lain juga pernah saya temui di kalangan mereka yang berhijab maupun yang tidak. Kalau rasionya berapa, saya tidak tahu, karena belum pernah melakukan riset betulan. Kesimpulan ini hanya berdasarkan pengalaman pribadi saja.
Intinya, bagi saya, mereka yang memiliki pandangan bahwa yang berhijab pasti lebih baik akhlaknya dari mereka yang tidak, rasanya terlalu ‘sempit’ menilai, dan ya itu tadi tidak tepat dan terlalu menyederhanakan masalah. Yang saya lihat, pada kenyataannya tidak begitu. Cukup sering saya mendapati beberapa dari kalangan yang berhijab seringkali ‘gatel’ menilai orang lain secara picik, bahkan mengumbar aib, ‘menikam’ dari belakang, dan (meminjam istilah yang pernah ditulis oleh Andang Bachtiar di salah satu status FB-nya) miskin jiwa kaya akan ria, serta perilaku-perilaku lainnya yang rasanya tidak elok saja. Sementara malah ada yang tidak berhijab karakternya malah jauh lebih baik dari perilaku semacam itu. Jadi saya memang tidak menemukan pandangan bahwa "yang berhijab pasti lebih baik akhlaknya dari yang tidak berhijab", benar atau tepat adanya.
Namun, saya tetap menghargai pilihan mereka berhijab (sesuai syar’i tentunya, bukan yang berhijab tapi masih menonjolkan lekuk–lekuk tubuh yang ‘mengundang’). Hanya saja jika berhijab diidentikan dengan akhlak yang baik apalagi keimanan, rasanya kurang tepat saja.
0 comments:
Post a Comment