The Funny Creature of All Times
Thursday, November 15, 2012
Jika ditanya makhluk macam apakah yang membuat saya geli, maka jawabannya adalah bencong. Ya, bencong bagi saya merupakan makhluk yang lucu. Sosoknya hampir selalu membuat saya tertawa geli, bahkan hingga ngakak terpingkal-pingkal.
Ingat tidak sosok Betty yang diperankan Alm. Benyamin Sueb, di film "Betty Bencong Slebor" yang dirilis tahun 70-an? Saya paling tidak tahan liat aksi aktor favorit saya itu memerankan Betty, si bencong slebor. Penampilannya mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki benar-benar lucu. Sosok "gagah" pria yang berdandan ala perempuan; bersanggul, bibir diberi gincu merah, sepatu hak tinggi jaman jebot, ditambah pula dengan suara sengau khas bencong plus gerakan-gerakan 'gemulai'-nya.
Belum lagi ditambah aksi-aksi khas bencong lainnya, seperti lari terbirit-birit sambil nyeker dikejar-kejar petugas keamanan, sambil tak lupa menjinjing sepasang sepatu hak tingginya. Atau juga aksi nyanyinya yang mana suara sengaunya itu diringi alat musik "jebred", atau kicrikan. Juga sapaan khas-nya, "salamm mlekuuumm, sepadaa... slamet siang, tuaan...!!", atau juga aksi toel sana, toel sini-nya sembari merayu di sela-sela nyanyiannya, "ayooo dong, tuaan.. kasih ejke gopeeek ajjaaa... kan kite udeh nyanyi ame ajojing... !!". Lantas juga aksi ngambek-nya kalau permintaannya tidak digubris, "dasar lu yee pelit.. gue kemplang baru tau rassyaa.. sompreett!!
Aksi-aksi khas bencong seringkali mengundang gelak tawa, dan diakui atau tidak jadi hiburan tersendiri, bahkan juga jadi ladang duit. Banyak lelucon yang disajikan dalam program televisi atau juga film dan bacaan menyajikan bencong sebagai salah satu materinya. Kendati tidak selalu lucu, tapi pamor bencong sebagai objek lucu-lucuan tampaknya cukup laris di pasaran. Liat saja dari sejak jaman tv hitam putih hingga jaman teknologi touch screen seperti sekarang ini, aksi bencong tidak pernah benar-benar hilang pamornya. Dan, tidak hanya di Indonesa saja, di luar negeri juga rupanya sama.
Fenomena makhluk yang satu ini rupanya memang merupakan objek humor universal. Terkadang fenomena bencong pun disisipkan dalam sebuah kisah yang serius, baik itu drama atau thriller sekalipun. Sosok bencong ditampilkan sepertinya memang untuk 'mencairkan' suasana. Biasanya adegan-adegan khas bencong yang mengundang geli ditampilkan dalam moment-moment seperti di salon, atau (maaf) prostitusi jalanan. Ada juga yang ditampilkan dalam bentuk lainnya, misalnya penyamaran pria sebagai wanita untuk mencapai tujuan tertentu, seperti aksi penyamaran Robin Williams dalam film "Mrs. Doubtfire", atau Dustin Hoffman dalam film tahun 80-an , "Tootsie".
Begitulah, sosok bencong bagi saya memang selalu mengundang geli. Jujur saja terkadang dalam kemasan humor yang 'seadanya' pun, saya suka tidak tahan untuk sekedar tersenyum geli sendiri (jika tidak, malah tergelak). Apalagi jika ada aksi kejar-kejaran, baik itu bencong yang dikejar petugas keamanan atau sebaliknya bencong yang mengejar-ngejar 'mangsa', seperti aksi Candil mantan vocalist Serieus Band dalam film "Tarix Jabrix I" yang berperan sebagai bencong pengamen jalanan. Atau juga aksi Aming di acara komedi Extravaganza dulu. Tak ketinggalan juga aksi (yang bisa jadi norak), seperti Tessie Srimulat dengan gerakan khas-nya, tangan ngeglosor saat hendak berpangku dagu, plus geliat-geliat kocaknya saat hendak memalingkan muka.
Saya tidak membahas urusan gender beserta tetek bengeknya di sini, saya hanya sedang ingin menceritakan salah satu creature yang bagi saya memang lucu dan bikin geli. Jujur saja, bagi saya aksi lucu khas mereka itu baik dalam sebuah fiksi maupun real, bikin saya terhibur. Kecuali jika sudah bertindak kriminal dan asusila atau aksi mengganggu keamanan lainnya, boro-boro pengen ketawa, yang ada malah pengen 'ngebasmi'.. weeewww!! :d
(foto-foto diambil dari youtube, reelist.com, kapanlagi.com, google (yang tidak jelas sumbernya))
Read more...